VISI.NEWS | BANDUNG – Pemerintah Kota Bandung terus mempercepat program penataan kabel udara yang selama ini membuat langit kota terlihat semrawut dan rawan membahayakan. Sejak 2022, sudah sekitar 123 kilometer kabel berhasil dirapikan, dan program ini masih terus berlanjut.
Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, menegaskan bahwa penataan kabel ini tak hanya soal estetika, tapi juga menyangkut keselamatan warga.
“Banyak laporan dari warga, termasuk kasus tragis warga yang meninggal karena layangan tersangkut kabel. Ini menjadi perhatian serius. Kami ingin Bandung lebih aman dan indah,” ungkap Erwin, Selasa (15/4/2025).
Upaya ini dilakukan dengan menggandeng Apjatel dan berbagai operator telekomunikasi. Untuk mempercepat pekerjaan, Pemkot menerapkan metode ‘cutting‘ alias kabel yang tak sesuai aturan langsung dipotong.
Kepala Bidang Infrastruktur dan TIK Diskominfo Bandung, Mahyudin, memaparkan bahwa tiap tahun ada progres signifikan dengan 30 km kabel dirapikan pada 2022, 42 km pada 2023, 40 km pada 2024, dan 11 km lagi sudah dirapikan di awal 2025.
“Fokus kami saat ini adalah jalur-jalur protokol seperti Jalan Dago dan Jalan Riau yang sudah bebas kabel. Tapi secara umum, hampir semua kecamatan di Bandung masih menghadapi tantangan kabel semrawut, terutama di kawasan padat penduduk,” jelasnya.
Jika ada operator yang nekat pasang kabel baru tanpa merapikan, Mahyudin menegaskan langsung potong.
Ketua Apjatel Jawa Barat, Yudiana Arifin, turut mendukung penuh langkah Pemkot. Ia menyebut kegiatan perapihan dilakukan rutin setiap hari Selasa bersama tim gabungan.
“Kami turun langsung ke lapangan. Kalau ada yang membandel, pemerintah langsung potong kabelnya. Sudah dilakukan di Dago dan Riau. Kita semua sepakat, Bandung harus bebas kabel semrawut demi keamanan dan keindahan kota,” ujarnya.
Dengan sinergi antar pihak ini, Pemkot Bandung ingin menjadi kota percontohan nasional dalam penataan kabel udara, demi kota yang lebih aman, rapi, dan nyaman untuk semua. @ffr
