VISI.NEWS – Para pengrajin tahu dan tempe baru-baru ini mengeluhkan harga bahan baku, yakni kacang kedelai, yang terus naik. Hal itu tentu saja berimbas pada biaya produksi tahu dan tempe.
Menanggapi keluhan tersebut, Plt. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Bandung, Marlan, mengatakan bahwa para pengrajin tahu dan tempe rata-rata menggunakan kedelai impor. Sehingga jika persediaannya berkurang, maka harganya pasti akan naik.
“Sekarang Rp. 9.000 per kilogram dari harga Rp. 6.500. Pasti mereka kesulitan untuk produksi,” ujar Marlan, saat dihubungi via telepon, Minggu (3/1/2021) siang.
Lebih jauh Marlan menuturkan, para petani di Kabupaten Bandung kurang tertarik menanam kedelai. Hal ini dikarenakan hasil panen kedelai jauh lebih sedikit dibandingkan dengan padi, yakni hanya beberapa ton saja untuk satu hektar.
“Makanya, kedelai kita setiap tahun impor terus. Produksi dalam negerinya sedikit. Jadi untuk memenuhi kebutuhan dalam negerinya, pasti harus impor terus,” jelasnya.
Tambah Marlan, kalau di Jawa Tengah, para petaninya mendapat subsidi dari Pemerintah agar mau menanam kedelai. “Di kita juga harus ada kebijakan seperti itu,” ucapnya.
Marlan menjelaskan, tahu dan tempe adalah kebutuhan pangan harian masyarakat. Dirinya menawarkan salah satu solusi untuk membantu pengrajin dalam menghadapi kenaikan harga kedelai, yaitu dengan menaikkan harga jual tahu dan tempe. Namun, harus dipikirkan juga mengenai daya beli konsumennya.
“Nah, ini yang kayaknya jadi kesulitan juga dari pengusaha tahu dan tempe. Takutnya kalau harga dinaikkan, jadi tidak laku. Selain itu, solusinya adalah dengan memproduksi tahu dan tempe di lokalan. Tidak hanya mengandalkan impor saja,” imbuhnya.
Pihaknya akan terlebih dahulu melihat langkah Pemerintah Daerah dalam menyikapi kenaikan harga kedelai ini. Khawatir jika fenomena ini hanya bersifat sementara.
“Takutnya kan ini hanya sebatas sementara, nanti turun lagi. Kita akan melihat saja seperti apa. Kalau memang harus ada kebijakan, ya kita lihat kebijakan dari Pusat juga seperti apa,” pungkasnya. @yus