VISI.NEWS | BANDUNG – Organisasi wanita untuk perdamaian dunia, International Woman Peace Group (IWPG), sukses menggelar lomba melukis tingkat internasional The 6th International Loving-Peace Art Competition (ILPAC) di beberapa kota di Indonesia, baik secara offline maupun online.
Semua hasil lomba akan dikumpulkan dan dinilai pada tanggal 8 Juli oleh para juri nasional. Hasil terbaik dari setiap tingkatan, SD, SMP, dan SMA, akan dikirim ke Korea untuk bersaing di kejuaraan internasional.
Kegiatan rutin tahunan IWPG ini digelar di beberapa lokasi. Warga setempat cukup antusias mengikuti dan menyaksikan lomba. Sepanjang bulan Juni, ILPAC diadakan di SMAN 1 Kuala Pembuang, Kalimantan Tengah (Kalteng) yang dihadiri oleh 59 siswa dan warga setempat, dilanjutkan di SMPN 1 Sampit, Kalteng, dengan 37 peserta.
Lomba kemudian dilanjutkan di Kota Salatiga, Jawa Tengah, di SD Kurma Salatiga, di bawah naungan Yayasan Pendidikan Islam Al Hijrah, Salatiga. Sejumlah 329 warga dan siswa-siswi hadir, mengikuti lomba melukis mulai dari tingkat SD hingga SMA, sementara siswa-siswi PAUD dan TK mengikuti lomba mewarnai. Salah seorang peserta adalah penyandang disabilitas yang tetap percaya diri untuk menang. Juri nasional Suprianto, yang akrab dipanggil Pak Sentot, juga hadir.
Lomba dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Salatiga, Nunuk Dartini, MSi, bersama Ketua Yayasan Pendidikan Islam Al Hijrah, Satuf Rohul Hidayah, serta Ketua Komite Perdamaian IWPG Salatiga, Sri Suwartiningsih.
Lomba secara online digelar pada hari Sabtu, 29 Juni, dan diikuti oleh 50 peserta dari SD, SMP, dan SMA. Lomba ini dihadiri langsung oleh juri ILPAC nasional, Sentot dan Defvi Kurniawati Wijaya. Sebelum dan sesudah lomba, kedua juri memberi semangat kepada para peserta bahwa tujuan utama lomba ini adalah untuk menyebarkan perdamaian dunia dan menghentikan perang, bukan semata-mata meraih kemenangan dalam lomba. “Dengan mengikuti lomba ini, semua anak-anak sudah jadi pemenang karena telah memberi makna yang sangat penting untuk para korban perang serta usaha menghentikan perang,” kata Defvi.
Lomba dilanjutkan di Lombok, Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Minggu, 30 Juni. Pada lomba yang digelar di Taman Budaya Lombok tersebut, hadir 37 peserta, termasuk seorang penyandang disabilitas. Panitia acara ini adalah Komite Perdamaian IWPG Lombok bersama Perhimpunan Mahasiswa Prodi Sosiologi Agama, NTB.
Total kehadiran ILPAC 2024 di Indonesia mencapai 702 orang. Peserta lomba terdiri dari siswa SD, SMP, dan SMA dari sekolah-sekolah di Jawa, Sumatera, Kalimantan, NTB, dan Bali.
**Pentingnya Perdamaian**
Kadis Pendidikan Kota Salatiga, Nunuk Dartini, mengapresiasi upaya IWPG dalam menjaring anak-anak berbakat sekaligus menanamkan budaya damai di hati mereka. “Seperti informasi dari IWPG, tahun-tahun sebelumnya ada anak-anak Salatiga yang lolos sampai ke Korea. Saya berharap tahun ini juga akan ada anak didik kami yang memenangkan lomba tingkat internasional ini,” katanya.
Ketua IWPG Indonesia, Ana Milana Puspitasari, menyatakan bahwa IWPG akan terus mencari anak-anak berbakat dalam menggambar atau melukis. Mereka akan ditanamkan makna perdamaian melalui ILPAC setiap tahun, dengan tema tahun ini adalah “Hati damai yang disampaikan kepada para sahabat yang menderita akibat perang”. Menurutnya, dengan menanamkan rasa damai sejak dini, anak-anak dapat menjadi duta perdamaian bagi keluarga, bangsa, dan dunia. IWPG juga merangkul para ibu untuk menanamkan budaya damai sejak dini agar dunia yang mereka huni kelak menjadi dunia damai, sebagai warisan berharga bagi generasi yang akan datang.
Lebih jauh, Nunuk mengatakan bahwa unsur utama kemajuan anak-anak dalam berbagai bidang adalah kedamaian. Dengan kedamaian, anak-anak akan lebih mudah meraih prestasi di sekolah dan bahagia dalam keluarga. “Melihat kiprah IWPG secara internasional yang mau merangkul anak-anak dan wanita sampai jauh ke berbagai wilayah, baik desa maupun kota, membuat kami berminat bekerja sama dengan IWPG. Harapan kami, jangan berhenti pada menggambar tentang perdamaian, tetapi kepada anak-anak juga harus terus-menerus ditanamkan makna perdamaian dan penghentian perang,” katanya.
Pemerintah memfasilitasi berbagai program demi kemajuan wanita. “Banyak program kewanitaan yang sudah kami jalankan di bawah naungan Dinas Pendidikan. Namun, tentang pendidikan perdamaian, belum ada. Karena itu, kami sangat antusias bekerja sama dengan IWPG,” kata Nunuk. Ibu dua anak yang sudah memiliki tiga cucu itu meyakini bahwa jika para wanita bersatu, perang bisa dihentikan. “Dinas Pendidikan bisa memulai pendidikan perdamaian dari guru-guru, anggota penggerak PKK, dan para orangtua murid,” katanya.
Sejak berdiri pada tahun 2013, IWPG telah melaksanakan berbagai proyek perdamaian dan kampanye untuk mewujudkan perdamaian dunia. ILPAC adalah salah satu program yang dilakukan secara rutin setiap tahun.
@uli