VISI.NEWS | KAB BANDUNG – Inalillahi wa inna ilaihi rojiun, “Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya lah kami kembali.”
Telah berpulang ke Rahmatullah H. Ruli Mulyana, S.H., Kepala Seksi Penyelenggara Zakat Wakaf Kemenag Kabupaten Bandung. Kepergiannya sangat mengagetkan para pengurus BHRD (Badan Hisab Rukyat Daerah), begitu pula rekan sejawatnya di Kemenag.
Ayah dari tiga orang putra ini meninggalkan kita semua pada hari Selasa kemarin. Banyak cerita dan kenangan yang baru kita ketahui setelah beliau tiada. H. Ruli Mulyana merupakan warga kompleks GBI dan pegawai Kemenag Kabupaten Bandung. Kiprahnya dalam BHRD sangat besar; bersama Kiai H. Saripudin, M.Ag, Kepala Seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, serta satu nama lainnya, mereka berhasil melahirkan BHRD di Kabupaten Bandung. Saat ini, BHRD dipimpin oleh H. Suproyadi S.Ag., M.Pd.I.
H. Ruli Mulyana dikenal sebagai sosok yang low profile. Ia adalah putra dari seorang pejabat Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat. Hubungan baik antara ayahnya dan Kepala Kemenag Kabupaten Bandung saat ini, Dr. H. Cece Hidayat M.Si, terus berlanjut melalui H. Ruli.
Tampak hadir dalam melayat ke rumah duka, Kepala Kemenag Kabupaten Bandung, Dr. H. Cece Hidayat M.Si, serta rekan sejawat baik dari Kemenag Kabupaten Bandung, Kemenag Kota Bandung, dan Provinsi Jawa Barat.
Dari Ketua BHRD Kabupaten Bandung, Suproyadi, diperoleh keterangan menarik. Tiga minggu sebelum wafat, H. Ruli menyarankan agar pengurus BHRD melakukan kalibrasi arah kiblat di kompleks pemakaman warga GBI di Tegal Luar. Kini, arah kiblat di kompleks pemakaman tersebut sudah akurat.
Beberapa waktu lalu, saat Ketua BHRD mendatangi rumahnya yang sepi, ia menanyakan keberadaan istri H. Ruli. H. Ruli menjawab, “Abi nuju ngantosan pun bojo!” yang berarti “Saya sedang menunggu istri!” Kita tahu, saat itu istrinya tengah menjadi petugas Haji mengawal jamaah Haji Kabupaten Bandung.
Kata “ngantosan” yang berarti menunggu, saat itu mungkin terdengar biasa karena istrinya sedang bertugas haji. Namun, setelah kepergian H. Ruli, kata tersebut menjadi bermakna mendalam. Ini menjadi seperti petanda dan amanah terakhirnya; keinginan untuk menyempurnakan arah kiblat pemakaman, serta hasrat untuk ditemani oleh istrinya di saat-saat terakhir hidupnya. Istrinya pun dapat menyaksikan pemakaman beliau.
H. Ruli adalah sosok yang soleh dan rendah hati. Sebagai penggagas BHRD, ia tidak pernah menceritakan kepada siapapun bahwa dialah yang membidani lahirnya BHRD. Pengurus yang lain baru mengetahui hal ini setelah Ketua BHRD menginformasikannya, itupun setelah beliau wafat.
Terima kasih, Kang H. Ruli, atas contoh ketawadhuan dan keistiqomahan yang diberikan kepada kami, para pengurus BHRD Kabupaten Bandung. Langit mendung yang menaungi GBI dari ba’da dhuhur hingga petang hari kemarin menambah keteduhan dan kenyamanan di rumah duka, sementara di tempat lain hujan turun sangat lebat.
Pileuleuyan Kang H. Ruli, insya Allah kami menjadi saksi bahwa Kang H. Ruli adalah sosok yang baik, soleh, dan membumi.
@bambang melga