Search
Close this search box.

Perjuangan Guru Madrasah Kepulauan Mentawai Menuntut Ilmu di Pelatihan Guru

Guru Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 1 Kepulauan Mentawai, Joni Faldi./visinews/kemenag RI

Bagikan :

VISI.NEWS | BATAM – Joni Faldi (47), seorang guru Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 1 Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, memiliki semangat luar biasa untuk menambah ilmu demi kemajuan pendidikan anak didiknya. Joni memutuskan untuk mengikuti Pelatihan Guru dan Kepala Madrasah yang diselenggarakan oleh Direktorat Guru Tenaga Kependidikan (GTK), Realizing Education’s Promise – Madrasah Education Quality Reform (REP-MEQR), Kementerian Agama (Kemenag) RI di Kota Batam, Kepulauan Riau.

Perjalanan Joni menuju pelatihan tersebut tidaklah mudah. Dia harus menempuh perjalanan selama 168 jam atau satu pekan dari tempat asalnya di Sipora Utara, Mentawai, hingga tiba di Batam. Joni dan rekan-rekannya harus menghadapi cuaca ekstrem dan kondisi laut yang tidak menentu.

“Untuk datang ke tempat ini kami sudah seminggu yang lewat menggunakan kapal dulu ke Padang karena kondisi cuaca,” ungkap Joni Faldi saat ditemui di sela-sela pelatihan pada Rabu (10/7/2024).

Joni terbiasa melakukan perjalanan dinas dengan memulai perjalanan satu pekan sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh jadwal kapal yang tidak setiap hari beroperasi serta gelombang laut yang sering kali tidak bersahabat.

“Kami berangkat tepat tanggal 30 Juni 2024. Rutenya dari Mentawai ke Padang. Dari Padang ke Batam menggunakan pesawat,” jelasnya.

Perjalanan yang panjang dan berliku juga memerlukan biaya yang tidak sedikit. Menurut Joni, setidaknya butuh Rp1.000.000 untuk satu kali perjalanan menuju Kota Batam. “Semua biaya kami tanggung sendiri dulu,” tambahnya.

Meskipun perjalanan dan biaya yang harus dikeluarkan cukup besar, Joni merasa sangat senang karena dilibatkan dalam pelatihan peningkatan kapasitas guru madrasah oleh Kemenag. Ia berjanji akan segera menerapkan ilmu yang didapatkan dan membaginya kepada anak didiknya.

Motivasi Joni mengikuti pelatihan ini adalah untuk memperoleh pengetahuan baru tentang metode mendidik siswa madrasah yang efektif sehingga dapat mendukung tujuan pendidikan nasional, yaitu mencerdaskan anak bangsa.

Baca Juga :  Pemusnahan Amunisi Berujung Maut di Garut, TNI AD Ungkap Kronologi

“Ada semacam motivasi bagi kita guru-guru di daerah 3T. Dengan adanya materi-materi yang disampaikan dapat memicu semangat ke depannya,” katanya.

Selama tiga hari mengikuti pelatihan, Joni mendapatkan banyak hal baru terutama berkaitan dengan model dan inovasi pembelajaran di kelas. Alumnus UIN Imam Bonjol Padang ini berkomitmen untuk melakukan banyak inovasi meskipun fasilitas di madrasahnya terbatas.

“Tentu kita harus berinovasi dan berkolaborasi dengan masyarakat dan guru-guru lainnya,” ujarnya.

Joni juga berbagi pengalaman mengajarnya di Kepulauan Mentawai. Tantangan mengajar di sana cukup berat, mulai dari sarana prasarana yang belum memadai hingga kondisi cuaca yang tidak menentu dan sinyal yang masih jarang.

“Di sana sinyal juga masih jarang,” katanya.

Selain itu, Joni menekankan bahwa pendampingan yang intens sangat diperlukan mengingat kondisi sumber daya manusia (SDM) yang ada. Mengajar di daerah 3T memang penuh tantangan, tetapi Joni tetap bahagia bisa menjadi guru di sana.

Kementerian Agama menggelar Pelatihan Guru dan Kepala Madrasah untuk Daerah 3T di Aston Hotel, Kota Batam, Kepulauan Riau, sejak Senin (8/7/2024) hingga Jumat (12/7/2024). Kegiatan tersebut diikuti oleh 154 guru dari 4 kabupaten yang ada di Kepri dan Sumatera Barat.

Hesbul Bahar, Konsultan 3T Madrasah Reform Kemenag RI, mengatakan bahwa kegiatan pelatihan ini merupakan bentuk afirmasi dari program Madrasah Reform Kemenag untuk daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar).

@maulana

Baca Berita Menarik Lainnya :