Search
Close this search box.

PKS Pertimbangkan Bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju, Nasib Anies Baswedan di Ujung Tanduk

PKS
PKS./Pinterest

Bagikan :

VISI.NEWS | JAKARTA – Partai Keadilan Sejahtera (PKS) kini tengah mempertimbangkan untuk bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM), meninggalkan Anies Baswedan dalam persiapan Pilkada Jakarta 2024. Langkah ini juga dipertimbangkan oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai NasDem, yang memberikan sinyal serupa. Lalu, bagaimana nasib PDI Perjuangan (PDIP) dan Anies Baswedan?

Menurut Direktur Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, KIM Plus dibentuk untuk menampung PKB, NasDem, dan PKS, dengan tujuan meninggalkan PDIP tanpa koalisi.

“Saya kira yang dimaksud KIM Plus adalah KIM plus PKB, plus NasDem, dan plus PKS. Dan sangat terasa bahwa KIM plus memang meninggalkan PDIP sendirian, PDIP tidak diajak dalam bangunan koalisi KIM Plus itu,” kata Adi Prayitno dalam wawancara pada Kamis (8/8/2024).

Adi menambahkan bahwa saat ini tinggal menunggu apakah PKB, PKS, dan NasDem benar-benar akan bergabung dengan KIM Plus. Ia melihat tanda-tanda bahwa ketiga partai tersebut mulai menunjukkan gestur politik yang mengarah pada bergabungnya mereka dengan KIM Plus dan meninggalkan Anies Baswedan.

“Kalau melihat tanda-tanda alam, rasa-rasanya PKB, NasDem, dan PKS ini sudah mulai ada gestur politik yang mengarah soal kemungkinan mengarah gabung KIM. Misalnya PKB, sekalipun dulu nyatakan dukungan ke Anies, belakangan ini tak pernah tertarik dan tak pernah membahas dukungan ke Anies lagi, bahkan PKB dalam banyak hal tunjukkan kemesraannya dengan Gerindra, apa lagi ada tawaran dari Gerindra dalam Harlah PKB supaya PKB koalisi dengan mereka,” jelasnya.

Adi juga menyoroti pertemuan PKB dengan Kaesang yang dianggap sebagai langkah menuju koalisi dengan KIM. Di sisi lain, pernyataan Ahmad Sahroni dari NasDem semakin memperkuat asumsi bahwa NasDem belum sepenuhnya memberikan dukungan kepada Anies Baswedan.

Baca Juga :  Kebiasaan di Malam Hari yang Bikin Perut Buncit

Baca juga : PKS Berupaya Kembali Duduki Kursi Ketua DPRD Kota Bandung

“Yang terbaru PKB bertemu dengan Kaesang yang ditafsirkan sebagai penebal, bahkan bisa menjadi bridging, jembatan, koalisi dengan KIM. NasDem, pernyataan Ahmad Sahroni tentu semakin memperkuat asumsi publik bahwa NasDem, sekalipun sudah deklarasi dukung Anies, belum memberikan dukungan 100 persen untuk Anies maju di Jakarta. Apapun Sahroni ini adalah orang penting NasDem yang sampai saat ini pernyataannya itu tidak diklarifikasi dan Ahmad Sarhoni menganggap pernyataanya sebagai sesuatu yang sah,” lanjutnya.

Adi juga membahas sikap terbaru PKS yang mulai mempertimbangkan untuk meninggalkan Anies Baswedan. “Terakhir PKS, PKS biasanya cinta mati dengan Anies Baswedan, selalu pasang badan mencarikan perahu soal Anies bisa maju, tapi sehari dua hari ini kita dengar PKS seakan-akan memberi ultimatum ke Anies kalau dalam waktu dekat, awal Agustus, Anies tak dapat tambahan partai di luar PKS, sangat mungkin PKS akan bikin skenario lanjutan, skenario lain yang mempertimbangkan gabung dengan KIM dan Ridwan Kamil,” ujarnya.

Adi menilai KIM Plus memang dibentuk untuk meninggalkan PDIP dan menciptakan kotak kosong di Pilkada Jakarta. “KIM plus bukan hanya berpotensi melahirkan atau menciptakan kotak kosong, tapi KIM plus sangat kelihatan meninggalkan PDIP tanpa diajak,” imbuhnya.

Kondisi ditinggalnya PDIP ini juga diperparah dengan fakta bahwa sampai sekarang PDIP tidak memiliki calon kuat untuk Pilgub Jakarta. Nama Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang sudah masuk pusaran isu cagub Jakarta juga tidak bisa diusung oleh PDIP sendirian.

Meski demikian, Adi menyebut PKB, NasDem, dan PKS sampai saat ini belum memberikan respons terang dengan ajakan masuk KIM Plus dan meninggalkan PDIP bersama Anies Baswedan.

Baca Juga :  Wapres Gibran Hadiri Perayaan Imlek Nasional di TMII

“Tinggal kita uji apakah dugaan dugaan publik bahwa PKB, NasDem, PKS yang terkesan melunak ke Anies, terkesan mulai mendua secara teratur tinggalkan Anies, tinggal dibuktikan gitu apakah ketika pendaftaran tanggal 27-29 Agustus partai-partai ini akan tetap bersama Anies atau justru sesuai konfirmasi publik mereka akan tinggalkan Anies Baswedan, waktu yang akan jawab segala-galanya,” tuturnya.
@maulana

Baca Berita Menarik Lainnya :