VISI.NEWS – Berbagai platform milik China Media Group pada Jumat lalu mulai menayangkan “The War in the Shadows,” episode terakhir dari tetralogi yang diproduksi China Global Television Network (CGTN) tentang pemberantasan terorisme di Wilayah Otonom Uygur, Xinjiang, Tiongkok Barat Daya.
Film ini mengisahkan kondisi pelik yang dialami warga Xinjiang setelah aksi terorisme terjadi di wilayah tersebut. Di sisi lain, film ini juga menggali kisah-kisah di balik perjuangan yang berlangsung selama beberapa dekade.
“The war in the shadows: Challenges of fighting terrorism in Xinjiang” menampilkan pola pikir kaum ekstremis, dan sejumlah tantangan yang dihadapi Tiongkok dalam pemberantasan terorisme, baik di dalam dan luar Xinjiang. Film ini berdurasi 55 menit, dan terdiri atas empat bagian: “The network,” “Enemies within,” “The textbooks,” dan “The black hands.”
Dengan menayangkan banyak wawancara eksklusif dan dokumentasi yang dirilis untuk pertama kalinya, film dokumenter ini menyajikan berbagai fakta guna membantah kebohongan yang disebarkan negara-negara Barat tentang “aksi antiterorisme yang berlebihan” dan “genosida” di Xinjiang.
Film ini juga membeberkan metode-metode yang dimanfaatkan ekstremis dan tentara separatis, termasuk “Oknum bermuka dua” yang berada di jajaran pejabat tinggi. Lebih lagi, film ini juga mengupas bagaimana musik dan video yang membela terorisme dan memicu kebencian etnis, telah menerobos wilayah tersebut. Di sisi lain, film ini mengisahkan momen-momen tersulit yang dialami petugas kepolisian selama beberapa dekade terakhir.
“Meski kasus terorisme yang keji tidak lagi terjadi di Xinjiang dalam empat tahun terakhir, media-media Barat selalu menyebarkan kabar bohong tentang Xinjiang. Lewat film dokumenter ini, kami ingin audiens untuk bersikap tenang dan objektif ketika mempelajari sejarahnya, sehingga dunia dapat memahami kebenaran di balik aksi terorisme yang keji di Xinjiang,” ujar Han Bin, Sutradara Utama “The War in the Shadows.”
Zhou Weiping, Peneliti Institute of Chinese Borderland Studies, sebuah lembaga yang berada dalam naungan The Chinese Academy of Social Sciences, berkata, “Berkat kerja keras para pejabat dan warga di Xinjiang, wilayah ini tak lagi mengalami insiden terorisme yang keji dalam empat tahun terakhir. Hal tersebut sangat sulit dicapai. Hal utama dari film dokumenter terbaru ini adalah memberikan pemahaman kepada dunia dan masyarakat tentang alasan di balik pemberantasan terorisme di Xinjiang. Alasan tersebut sangat penting.”
Ribuan aksi teroris dari 1990-2016 telah menewaskan banyak orang yang tidak berdosa dan ratusan petugas polisi di Xinjiang.@mp alam