Search
Close this search box.

VISI | Pemilih Dua Kaki di Pilkada

Bagikan :

Oleh Idat  Mustari

SELALU saja ada yang menarik dari Pilkada untuk ditafakuri, diamati, disoroti dari sudut pandang mana saja. Misalnya dari karakter, golongan tipe para pemilih.

Ada pemilih di Pilkada berdasarkan jenis kelamin, golongan dan lainnya.

Dari jenis kelamin, pemilih di Pilkada terbagi dua, yakni golongan laki-laki dan perempuan. Dari sudut ekonomi, ada pemilih dari upper class (kelas atas), middle class (kelas menengah), dan lower class (kelas bawah). Dari Pendidikan, ada pemilih berpendidikan tinggi dan rendah.

Dari usia, KPU membagi lima kelompok : (1) Pemilih yang berasal dari generasi pre-boomer (lahir sebelum 1945). (2) pemilih generasi baby boomer (lahir pada 1946-1964). (3) generasi X (lahir pada 1965-1980. (4) Generasi Y atau Milenial (lahir 1981-1996) dan (5). Generasi Z (1997-2012).

Menurut KPU pemilih di Pilkada di dominasi oleh pemilih generasi Milenial dan Z. Tentu pada masing-masing golongan, kelompok pemilih memiliki karasteriktik, yang berbeda-beda dalam menentukan pilihannya.

Selain itu, ada juga pemilih berdasarkan strategi, yakni pemilih satu kaki dan atau dua kaki. Ini berdasarkan sikapnya, cara pendukungannya, dalam menentukan pilihannya. Jika kebetulan dalam  Pilkada itu ada hanya dua calon. Calon A atau B. Seorang  yang secara ajeg, konsisten, tidak mancla-mencle menentukan pilihannya, dukungannya ke salah satu calon, tidak ke calon lainnya, inilah ciri dari pemilih satu kaki. Bagi mereka menang atau kalah dalam mendukung pilihannya, tidak peduli. Mereka siap dengan segala konsekuensi dari pilihannya.

Sedangkan pemilih dua kaki, ia seperti berada di calon A dan B. Sikapnya mendua. Atau yang dikenal “Nanglu,” (menang milu). Siapapun pemenangnya milu.

Pemilih dua kaki ini sumir alias tak jelas. Tak jelas ada di posisi mana.  Sulit terbaca dimana posisinya. Di calon si A atau Si B.

Baca Juga :  Resto Mas Giri Terbakar Tim Pemadam Kebakaran Berusaha Memadamkan Api

Pemilih dua  kaki, selalu ada sebagai fenomena di arena Pilkada. Sebab ini bagian dari strategi. Strategi untuk cari selamat dan cari aman. Selamat dari jabatannya, atau posisinya. Meskipun pada pemilih dua kaki ini menyebalkan sebab kadang mereka penuh dengan kepura-puraan.

Lantas bagaimana jika ada calon kepala daerah ada tiga pasangan, akan kah ada pemilih tiga kaki? Yah ada. Pemilih empat kaki juga ada jika calon pasangannya ada empat. Namanya juga dunia, tempat permainan dan senda gurau, begitu kata Al-Quran.

Wallahu’alam.

  • Penulis, Pemerhati Sosial dan Keagamaan

Baca Berita Menarik Lainnya :