VISI.NEWS –
Mengapa Puasa di Hari Senin dan Kamis?
Ada rahasia lain dari dianjurkannya puasa Senin Kamis. Tentang hal ini, Ustaz Abdul Somad pernah menyampaikan dalam satu ceramahnya.
Menurut UAS, dalam satu hadis, Rasululllah saw. ditanya sahabat mengapa dirinya puasa Senin Kamis.
“Tiga jawabannya. Hari Senin aku lahir, hari Senin aku dibangkitkan, dan hari Senin wahyu diturunkan,” kata Ustaz Somad menyampaikan hadis tersebut.
Lalu Nabi saw. ditanya mengapa puasa di Hari Kamis?
“Rasulullah saw. kemudian menjawab, pada hari Kamis, amal umat manusia selama sepekan diangkat pada hari Kamis. Aku suka amalku diangkat ketika aku sedang berpuasa,” terang Ustaz Somad.
Ustaz Somad menceritakan, dirinya pernah bertemu seorang jemaah dan diberi brosur isinya menjual suplemen.
“Kata dia, suplemen ini bagus untuk tambahan. Dalam brosur itu juga disebutkan ada terapi yang sudah dikembangkan di barat, racun-racun dalam tubuh kita, bisa mati dengan dimakan badan itu sendiri,” kata UAS.
“Nama teorinya, fasting therapy alias tidak makan berat. Selama delapan hari dalam sebulan,” lanjut Ustaz Somad.
Begitu dia bilang ada terapi delapan hari dalam sebulan tak makan berat, Ustaz Somad langsung ingat Nabi Muhammad saw.
“Allahu Akbar, Nabi kita sudah mengajarkan itu 14 abad yang lalu. Jangan makan berat selama delapan hari. Senin, Kamis. Senin, Kamis. Dan yang lebih hebat lagi dalam satu bulan tidak makan berat sama sekali,” jelasnya.
Keistimewaan Orang Puasa
Sementara Ustaz Adi Hidayat dalam satu ceramahnya mengungkapkan, orang yang biasa berpuasa punya dua keistimewaan.
Pertama, orang puasa sering meningkatkan amal saleh. “Anda misalnya sedang puasa. Pasti amal saleh Anda meningkat,” kata Ustaz Adi Hidayat.
Biasa hanya melaksanakan salat fardu, lalu saat puasa ditambah dengan salat sunah.
“Kalau nggak salat sunah bisa gelisah. Tiba-tiba rajin baca Quran. Tiba-tiba pengen infak. Tiba-tiba meningkat amal saleh, amal saleh,” kata Ustaz Adi Hidayat.
Kedua, orang puasa itu umumnya punya kesanggupan dan kekuatan untuk menahan maksiat.
“Nggak ada orang puasa maksiat. Karena minimal takut batal puasanya,” kata Ustaz Adi Hidayat.
“Silakan cek, apa ada orang puasa mencuri? Tidak. Apa ada orang puasa mau dusta? Tidak,” lanjut UAH.
Bahkan saat seorang yang puasa sedang sendirian, punya potensi untuk menyimpang, dia tahan.
“Karena khawatir minimal takut batal puasanya,” ungkap Ustaz Adi Hidayat.
Ustaz Adi Hidayat menceritakan, suatu waktu, buka puasa sesuai jadwal jam enam sore.
Jam enam kurang seperempat ada orang diprovokasi.
“Orang puasa diprovokasi orang lain. Dimarahin, dicela, dihina, habis satu buku. Apakah marah? Tidak. Apakah membalas? Tidak.”
Temannya heran lalu bertanya, kamu nggak biasanya begini. Kenapa nggak dibalas?
“Entar habis Magrib. Tapi habis Magrib tidak dibalas, lupa, dah selesai. Daripada pahala saya hilang,” cerita UAH. @fen/sumber: tribunnews.com/bangkapos.com