Search
Close this search box.

Mendobrak Tabu Menopause

Memusatkan suara perempuan dan menghasilkan pandangan yang lebih penuh kasih tentang menopause dapat membantu perempuan untuk menjalani kehidupan terbaik mereka. /460info/Michael Joiner

Bagikan :

Oleh Tim Redaksi 360info

PADA tahun 2025, 1,1 miliar wanita di seluruh dunia akan memasuki masa perimenopause.

Australia akan merilis laporan penyelidikan Senat pada 17 September besok tentang berbagai masalah yang berkaitan dengan menopause dan perimenopause. Sebuah studi yang baru saja dirilis tentang waktu menopause dan risiko kanker memberikan pandangan baru tentang konsekuensi menopause dini.

Namun, menopause tetap tabu dan diselimuti misinformasi, bahkan di negara-negara maju, melalui hubungannya dengan penuaan dan infertilitas serta kurangnya pengakuan dari para profesional kesehatan.

Salah satu mitos tersebut adalah persepsi yang buruk tentang kesehatan mental wanita selama menopause seperti seruan tentang “kerusakan, keputusasaan, dan kematian”. Pesan yang ketinggalan zaman tanpa dukungan ilmiah tersebut semakin menstigmatisasi wanita dan dapat diatasi dengan memusatkan suara wanita dan perawatan klinis yang responsif.

Pengalaman perempuan menghadapi menopause sangat bervariasi di berbagai konteks budaya. Perempuan dari latar belakang sosial ekonomi rendah di India sering kali mengalami menopause sebagai “pembebasan” dari tekanan dalam mengelola menstruasi, yang disertai dengan stigma dan diskriminasi, terutama dalam konteks yang didorong oleh norma gender patriarki.

Para profesional kesehatan Indonesia telah merancang model pemberdayaan baru bagi perempuan menopause dengan menciptakan strategi kesehatan preventif jangka panjang yang menganjurkan perubahan gaya hidup, pengelolaan gejala, dan efikasi diri untuk mempertahankan kualitas hidup mereka secara keseluruhan dan menjalani kehidupan yang penuh dan produktif.

Perempuan hidup rata-rata 30 tahun setelah mengalami menopause. Membongkar mitos menopause dan menormalkan menopause sebagai peristiwa kehidupan memerlukan penelitian, investasi, dan penerimaan budaya yang lebih besar.

Yang terpenting, hal ini memerlukan pemusatan suara perempuan dan menghasilkan pandangan yang lebih berbelas kasih terhadap menopause yang menciptakan kondisi bagi perempuan untuk berkembang dan menjalani kehidupan terbaik mereka.

Baca Juga :  Doni Salmanan Dimiskinkan Terkait Kasus Binary Option

@uli

Baca Berita Menarik Lainnya :