VISI.NEWS | PASURUAN – Sebanyak 228 Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas II B Bangil mendapatkan remisi kemerdekaan pada Sabtu, (17/08/2024). Remisi ini diserahkan secara simbolis oleh Penjabat (Pj) Bupati Pasuruan, Andriyanto, dan Kepala Rutan Bangil, Bhanad Sofa Kurniawan, kepada dua WBP yang langsung bebas hari itu, yaitu Solikhin dan Supriadi.
Menurut Bhanad Sofa Kurniawan, remisi kemerdekaan atau remisi umum 17 Agustus diberikan kepada narapidana yang telah memenuhi syarat administratif dan substantif, seperti menjalani pidana minimal enam bulan, tidak terdaftar dalam Register F (catatan pelanggaran disiplin narapidana), serta aktif mengikuti program pembinaan kepribadian dan kemandirian. “Jumlah WBP yang mendapatkan remisi ditentukan berdasarkan pemenuhan syarat administratif dan substantif. Tahun ini, totalnya ada 228 WBP,” ujar Bhanad.
Dari total 228 WBP yang menerima remisi, mereka terbagi dalam dua kategori. Kategori pertama adalah remisi normal, yang diberikan kepada 172 narapidana sesuai dengan Pasal 34 Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2012, dengan besaran remisi antara satu hingga lima bulan. Kategori kedua adalah Remisi Kategori PP 99 Tahun 2012, di mana 56 WBP menerima remisi dengan besaran antara satu hingga empat bulan. “Sebanyak 86 narapidana menerima remisi dua bulan, sementara 45 narapidana menerima remisi satu bulan,” tambahnya.
Solikhin, salah satu WBP yang menerima remisi bebas, mengungkapkan rasa bahagianya karena bisa kembali berkumpul dengan keluarganya setelah menjalani hukuman selama dua tahun sepuluh bulan akibat kasus pencurian handphone. Ia berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya dan akan kembali menjadi seorang petani. “Yang penting, pekerjaan saya halal dan tidak lagi mencari jalan pintas,” ujarnya.
Baca Juga : HUT Kemerdekaan RI ke-79 : Kang DS Perkuat Pembangunan Melalui 13 Program Prioritas
Pj Bupati Pasuruan, Andriyanto, dalam pesannya kepada dua WBP yang menerima remisi bebas, mengingatkan mereka untuk melupakan masa lalu yang kelam dan menggantinya dengan kebaikan di masa depan. “Manusia tidak lepas dari salah dan khilaf. Jadikan yang kemarin sebagai pelajaran berharga untuk tidak diulangi lagi, tapi balas dengan berbuat manfaat bagi banyak orang,” tuturnya dengan tegas.
Perayaan kemerdekaan ini menjadi momen yang sangat berarti bagi para WBP, tidak hanya sebagai peringatan hari besar nasional, tetapi juga sebagai harapan baru untuk menjalani hidup yang lebih baik setelah melewati masa sulit di balik jeruji besi.
@rizalkoswara