VISI.NEWS | BANDUNG – Sebelumnya jagat media sosial sempat ramai soal Covid-19 season 2, disebabkan munculnya virus subvarian baru Pirola. Namun sebelum Pirola, virus subvarian EG.G.1 atau yang dikenal dengan nama Eris sudah lebih dulu muncul di beberapa negara lain.
Eris pertama kali muncul pada Februari lalu dan baru diidentifikasi di Inggris pada akhir Juli lalu. Selain Inggris, beberapa negara yang terdampak virus Eris adalah Amerika Serikat, China, dan Jepang.
Di Indonesia sendiri virus Eris sudah masuk sejak Maret 2023. Hal ini menimbulakan kekhawatiran masyarakat, terutama dengan banyaknya orang yang terkena sakit akhir-akhir ini membuat masyarakat semakin percaya bahwa Eris telah sampai ke Indonesia.
Gejala sakit yang mereka alami dianggap sama persis dengan gejala yang ditimbulkan virus Eris. Masyarakat di media sosial mulai menduga-duga dan melakukan self diagnose terhadap sakit yang sedang mereka alami.
Dalam postingan video akun @revatoar yang menyinggung mengenai gejala Covid-19 subvarian Eris, dibanjiri komentar yang mengatakan bahwa mereka juga mengalami gejala yang sama persis dan menjadi takut bahwa mereka terkena virus tersebut.
Adanya virus Eris di Indonesia memunculkan opini publik akan adanya lockdown kembali. Maka apakah benar September akan dimulai lockdown lagi? Belum ada tanggapan resmi dari pemerintah terkait lockdown tersebut. Namun, sudah ada imbauan agar masyarakat tidak perlu cemas dan tetap waspada dengan menjaga kesehatan diri.
Salah satunya adalah imbauan dari Puan Maharani selaku ketua DPR RI kepada masyarakat Jabodetabek khususnya untuk tetap menggunakan masker saat beraktivitas di luar.
“Sebisa mungkin gunakan masker ketika berada di luar ruangan. Selain untuk meminimalisir terpapar virus Eris, juga sebagai pelindung di saat kualitas udara yang masih memburuk,” imbau Puan.
Dilansir dari CNBC Indonesia, bukan demam, berikut gejala yang muncul sebagai tanda terinfeksi subvirus Eris yang juga banyak dialami masyarakat Indonesia saat ini. Di antaranya adalah pilek, sakit kepala, kelelahan ringan hingga berat, bersin, dan sakit tenggorokan.
Beberapa orang menganggap gejala tersebut adalah gejala yang biasa saat akan mengalami pergantian musim dari kemarau. Namun, meski demikian menjaga diri dari penularan dengan selalu waspada perlu dilakukan.***
@wasti marentha sihombing