BMKG: Gempa di Majene dan Mamuju Kurang Lazim dan Aneh

Editor Sebuah mobil dan bangunan rusak akibat gempa bumi, di Mamuju, Sulawesi Barat, Jumat (15/1/2021). Petugas BPBD Sulawesi Barat masih mendata jumlah kerusakan dan korban akibat gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,2 tersebut./antara/akbar tado/ist.
Silahkan bagikan

VISI.NEWS – Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengatakan, gempa bumi yang terjadi di Majene dan Mamuju, Sulawesi Barat, tergolong kurang lazim dan agak aneh. Sebab, gempa bumi yang terjadi di dua kabupaten tersebut miskin gempa susulan.

“Fenomena ini agak aneh dan kurang lazim. Gempa kuat di kerak dangkal (shallow crustal earthquake) dengan magnitudo 6,2 mestinya diikuti banyak aktivitas gempa susulan,” ujar Daryono melalui pesan singkatnya kepada MNC Portal Indonesia, Minggu (17/1/2021), seperti ilansir Okezone.com.

“Akan tetapi hasil monitoring BMKG menunjukkan hingga hari kedua pasca terjadinya Gempa Utama magnitudo 6,2 hingga saat ini baru terjadi 23 kali gempa susulan,” sambungnya.

Daryono membandingkan gempa berkekuatan besar yang terjadi di Sulawesi Barat dengan daerah lainnya. Di mana, kata Daryono, biasanya gempa berkekuatan besar akan selalu diikuti banyak gempa gempa susulan. Namun, fenomena tersebut berbeda dengan gempa di Majene dan Mamuju.

“Jika kita bandingkan dengan kejadian gempa lain sebelumnya dengan kekuatan yang hampir sama, biasanya pada hari kedua sudah terjadi gempa susulan sangat banyak, bahkan sudah dapat mencapai jumlah sekitar 100 gempa susulan,” paparnya.

Daryono belum mengetahui dengan pasti penyebab minimnya gempa susulan di Majene dan Mamuju. Kemungkinan, kata Daryono, minimnya gempa susulan karena proses disipasi atau justru akumulasi dari gempa sebelumnya.

“Apakah fenomena rendahnya produksi aftershocks di Majene ini disebabkan oleh telah terjadi proses disipasi, yaitu medan tegangan di zona gempa sudah habis sehingga kondisi tektonik kemudian menjadi stabil dan kembali normal?,” ungkap Daryono.

“Atau justru malah sebaliknya, dengan minimnya aktivitas gempa susulan ini menandakan masih tersimpannya medan tegangan yang belum rilis sehingga masih memungkinkn terjadinya gempa signifikan nanti? Fenomena ini membuat kita menaruh curiga sehingga lebih baik kita patut waspada,” imbuhnya. @fen

Baca Juga :  Selebrasi Spektakuler Malam Perayaan Tahun Baru 2024, City Vision Hadirkan “Kirana Jakarta” Pertunjukan World-Class New Year’s Eve Pertama di Indonesia

Fendy Sy Citrawarga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Kembali Warga Banjaran Prites Miras

Ming Jan 17 , 2021
Silahkan bagikanVISI.NEWS – Untuk kedua kalinya, masyarakat Desa Banjaran Wetan Kec.Banjaran Kab.Bandung yang diwakili para Ketua RW, Kepala Dusun, tokoh masyarakat, Agama dan Pemuda, kembali turun ke jalan memasang spanduk Anti Miras,Minggu (17/1/2021) Aksi ini merupakan gerakan lanjutan dari aksi serupa yang dilakukan pada hari Minggu (10/1/2021) lalu. Bedanya, aksi […]