KHUTBAH JUMAT | Cerdas dalam Memanfaatkan Harta

Editor Ilustrasi masjid./net/ist.
Silahkan bagikan

Oleh Muhammad Abduh Tuasikal

VISI.NEWS –

ﺍَﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻟِﻠﻪِ ﺍﻟَّﺬِﻱْ ﻭَﻓَّﻖَ ﻣَﻦْ ﺷَﺎﺀَ ﻣِﻦْ ﺧَﻠْﻘِﻪِ ﺑِﻔَﻀْﻠِﻪِ
ﻭَﻛَﺮَﻣِﻪِ، ﻭَﺧَﺬَﻝَ ﻣَﻦْ ﺷَﺎﺀَ ﻣِﻦْ ﺧَﻠْﻘِﻪِ ﺑِﻤَﺸِﻴْﺌَﺘِﻪِ ﻭَﻋَﺪْﻟِﻪِ . ﻭَﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥْ ﻟَّﺎ ﺇِﻟٰﻪَ ﺇِﻟَّﺎ ﺍﻟﻠﻪُ ﻭَﺣْﺪَﻩُ ﻟَﺎ ﺷَﺮِﻳْﻚَ ﻟَﻪُ، ﻭَﻟَﺎ ﺷَﺒِﻴْﻪَ ﻭَﻟَﺎ ﻣِﺜْﻞَ ﻭَﻟَﺎ ﻧِﺪَّ ﻟَﻪُ، ﻭَﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥَّ ﻣُﺤَﻤَّﺪًﺍ ﻋَﺒْﺪُ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺭَﺳُﻮْﻟُﻪُ، ﻭَﺻَﻔِﻴُّﻪُ ﻭَﺣَﺒِﻴْﺒُﻪُ . ﺍَﻟﻠﻬﻢ ﺻَﻞِّ ﻭَﺳَﻠِّﻢْ ﻭَﺑَﺎﺭِﻙْ ﻋَﻠَﻰ ﻣُﺤَﻤَّﺪِ ﺑْﻦِ ﻋَﺒْﺪِ ﺍﻟﻠﻪِ، ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺁﻟِﻪِ ﻭَﺻَﺤْﺒِﻪِ ﻭَﻣَﻦْ ﻭَّﺍﻟَﺎﻩُ، ﻭَﻣَﻦْ ﺗَﺒِﻌَﻬُﻢْ ﺑِﺈِﺣْﺴَﺎﻥٍ ﺇِﻟَﻰ ﻳَﻮْﻡِ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻣَﺔِ، ﻭَﻟَﺎ ﺣَﻮْﻝَ ﻭَﻟَﺎ ﻗُﻮَّﺓَ ﺇِﻟَّﺎ ﺑِﺎﻟﻠﻪِ . ﺃَﻣَّﺎ ﺑَﻌْﺪُ، ﻓَﺈِﻧِّﻲ ﺃُﻭْﺻِﻴْﻜُﻢْ ﻭَﻧَﻔْﺴِﻲْ ﺑِﺘَﻘْﻮَﻯ ﺍﻟﻠﻪِ ﺍﻟْﻌَﻠِﻲِّ ﺍﻟْﻌَﻈِﻴْﻢِ ﺍﻟْﻘَﺎﺋِﻞِ ﻓِﻲْ ﻣُﺤْﻜَﻢِ ﻛِﺘَﺎﺑِﻪِ : ﻗُﻞْ ﺇِﻥَّ ﺭَﺑِّﻲ ﻳَﺒْﺴُﻂُ ﺍﻟﺮِّﺯْﻕَ ﻟِﻤَﻦْ ﻳَﺸَﺎﺀُ ﻣِﻦْ ﻋِﺒَﺎﺩِﻩِ ﻭَﻳَﻘْﺪِﺭُ ﻟَﻪُ ﻭَﻣَﺎ ﺃَﻧْﻔَﻘْﺘُﻢْ ﻣِﻦْ ﺷَﻲْﺀٍ ﻓَﻬُﻮَ ﻳُﺨْﻠِﻔُﻪُ ﻭَﻫُﻮَ ﺧَﻴْﺮُ ﺍﻟﺮَّﺍﺯِﻗِﻴﻦَ ‏( ﺳﻮﺭﺓ ﺳﺒﺄ : ٣٩ ‏)

Ma’asyiral muslimin rahimani wa rahimakumullah …

Mengawali khutbah yang singkat ini, khatib berwasiat kepada kita semua, terutama kepada diri khatib pribadi untuk senantiasa berusaha meningkatkan ketakwaan dan keimanan kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan menjalankan semua kewajiban dan menjauhkan diri dari segala yang dilarang dan diharamkan.

Ma’asyiral muslimin rahimani wa rahimakumullah

Nikmat harta adalah nikmat yang patut disyukuri. Nikmat itu disyukuri dengan menjalankan tiga rukun yaitu bersyukur dengan hati, ucapan, dan menggunakannya untuk hal-hal kebaikan.

Bagaimana cara memanfaatkan harta agar harta kita diberkahi dan bawa manfaat?

Ada beberapa aturan mengenai harta yang perlu dipahami. Pertama: Carilah harta yang halal. Kedua: Prioritaskan memenuhi yang wajib, mulai nafkah dan tanggungan. Ketiga: Jika masih ada simpanan, prioritaskan untuk menunaikan zakat apabila telah memenuhi nishab (kadar minimal untuk terkena zakat) dan haul (bertahan setahun hijriah). Keempat: Harta yang tersisa, setelah itu dimanfaatkan untuk sedekah sunnah (termasuk untuk amal jariah), investasi, hingga tabungan untuk masa depan.

Ingatlah kaidah: Yang menjadi prioritas dalam mengeluarkan harta adalah untuk memenuhi yang wajib lalu memperhatikan yang sunnah sebagaimana kaidah dalam amal saleh seperti itu pula.

Ma’asyiral muslimin rahimani wa rahimakumullah. Ada beberapa aturan mengenai harta yang perlu dipahami.

Pertama: Carilah harta yang halal. Ingat kaidah dari Imam Ibnu Taimiyyah rahimahullah ,

Baca Juga :  Demi Kebutuhan Keluarga, Protokol Kesehatan Dilanggar Masyarakat

ﻭَﺍﻟﻘَﻠِﻴْﻞُ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺤَﻼَﻝِ ﻳُﺒَﺎﺭَﻙُ ﻓِﻴْﻪِ ﻭَﺍﻟﺤَﺮَﺍﻡُ ﺍﻟﻜَﺜِﻴْﺮُ ﻳَﺬْﻫَﺐُ ﻭَﻳَﻤْﺤَﻘُﻪُ ﺍﻟﻠﻪُ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ

“Rezeki halal walau sedikit, itu lebih berkah daripada rezeki haram yang banyak. Rezeki haram itu akan cepat hilang dan Allah akan menghancurkannya.” (Majmu’ah Al-Fatawa, 28:646)

Pekerjaan itu yang penting halal. Coba perhatikan hadis berikut ini. Dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﺍﺗَّﻘُﻮﺍ ﺍﻟﻠَّﻪَ
ﻭَﺃَﺟْﻤِﻠُﻮﺍ ﻓِﻰ ﺍﻟﻄَّﻠَﺐِ ﻓَﺈِﻥَّ ﻧَﻔْﺴًﺎ ﻟَﻦْ ﺗَﻤُﻮﺕَ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﺴْﺘَﻮْﻓِﻰَ ﺭِﺯْﻗَﻬَﺎ ﻭَﺇِﻥْ ﺃَﺑْﻄَﺄَ ﻋَﻨْﻬَﺎ ﻓَﺎﺗَّﻘُﻮﺍ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻭَﺃَﺟْﻤِﻠُﻮﺍ ﻓِﻰ ﺍﻟﻄَّﻠَﺐِ ﺧُﺬُﻭﺍ ﻣَﺎ ﺣَﻞَّ ﻭَﺩَﻋُﻮﺍ ﻣَﺎ ﺣَﺮُﻡَ

“ Wahai umat manusia, bertakwalah engkau kepada Allah, dan tempuhlah jalan yang baik dalam mencari rezeki karena sesungguhnya tidaklah seorang hamba akan mati, hingga ia benar-benar telah mengenyam seluruh rezekinya, walaupun terlambat datangnya. Maka bertakwalah kepada Allah, dan tempuhlah jalan yang baik dalam mencari rezeki. Tempuhlah jalan-jalan mencari rezeki yang halal dan tinggalkan yang haram. ” (HR. Ibnu Majah, no. 2144, dikatakan shahih oleh Syaikh Al-Albani).

Ingat, jika ada yang memiliki penghasilan yang haram, kita tidak boleh memanfaatkannya. Kita harus mengeluarkan semuanya untuk selain kepentingan pribadi dan bangun masjid. Demikian dijelaskan oleh para ulama.

Ma’asyiral muslimin rahimani wa rahimakumullah

Kedua: Prioritaskan memenuhi yang wajib, mulai nafkah dan tanggungan. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ﺩِﻳﻨَﺎﺭٌ ﺃَﻧْﻔَﻘْﺘَﻪُ ﻓِﻰ ﺳَﺒِﻴﻞِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﺩِﻳﻨَﺎﺭٌ ﺃَﻧْﻔَﻘْﺘَﻪُ ﻓِﻰ ﺭَﻗَﺒَﺔٍ ﻭَﺩِﻳﻨَﺎﺭٌ ﺗَﺼَﺪَّﻗْﺖَ ﺑِﻪِ ﻋَﻠَﻰ ﻣِﺴْﻜِﻴﻦٍ ﻭَﺩِﻳﻨَﺎﺭٌ ﺃَﻧْﻔَﻘْﺘَﻪُ ﻋَﻠَﻰ ﺃَﻫْﻠِﻚَ ﺃَﻋْﻈَﻤُﻬَﺎ ﺃَﺟْﺮًﺍ ﺍﻟَّﺬِﻯ ﺃَﻧْﻔَﻘْﺘَﻪُ ﻋَﻠَﻰ ﺃَﻫْﻠِﻚَ

“ Satu dinar yang engkau keluarkan di jalan Allah, lalu satu dinar yang engkau keluarkan untuk memerdekakan seorang budak, lalu satu dinar yang engkau keluarkan untuk satu orang miskin, dibandingkan dengan satu dinar yang engkau nafkahkan untuk keluargamu maka pahalanya lebih besar.” (HR. Muslim, no. 995).

Utang itu adalah tanggungan yang mesti kita bayar. Karena bila utang itu dibawa mati amatlah merugikan kita. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Baca Juga :  Ridwan Kamil, "Pemilu 2024 harus sukses dari berbagai hal"

ﻧَﻔْﺲُ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻦِ ﻣُﻌَﻠَّﻘَﺔٌ ﺑِﺪَﻳْﻨِﻪِ ﺣَﺘَّﻰ ﻳُﻘْﻀَﻰ ﻋَﻨْﻪُ

“Jiwa seorang mukmin masih bergantung dengan utangnya hingga dia melunasinya.” (HR Tirmidzi, no. 1079 dan Ibnu Majah, no. 2413. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).

Ketiga: Jika masih ada simpanan, prioritaskan untuk menunaikan zakat apabila telah memenuhi nishab (kadar minimal untuk terkena zakat) dan haul (bertahan setahun hijriyah). Allah memerintahkan untuk menarik zakat dari orang kaya sebagaimana disebutkan dalam ayat,

ﺧُﺬْ ﻣِﻦْ ﺃَﻣْﻮَﺍﻟِﻬِﻢْ ﺻَﺪَﻗَﺔً
ﺗُﻄَﻬِّﺮُﻫُﻢْ ﻭَﺗُﺰَﻛِّﻴﻬِﻢْ ﺑِﻬَﺎ ﻭَﺻَﻞِّ ﻋَﻠَﻴْﻬِﻢْ ۖ ﺇِﻥَّ ﺻَﻠَﺎﺗَﻚَ ﺳَﻜَﻦٌ ﻟَﻬُﻢْ ۗ ﻭَﺍﻟﻠَّﻪُ ﺳَﻤِﻴﻊٌ ﻋَﻠِﻴﻢٌ

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS At-Taubah: 103).

Lihatlah tujuan zakat adalah untuk membersihkan diri dari dosa dan akhlak yang jelek. Lalu zakat juga untuk mentazkiah, menyucikan orang yang berzakat, membuat akhlak dan amalnya jadi baik. Zakat ini akan berdampak baik pada dunia dan akhiratnya, serta harta orang yang berzakat juga akan berkembang. Demikian kata Syaikh As-Sa’di mengenai tafsiran ayat di atas.

Hanya harta tertentu yang terkena zakat. Contoh harta di tengah-tengah kita yang terkena zakat: Emas jika telah mencapai 20 dinar atau 85 gram emas murni dan perak jika telah mencapai 200 dirham atau 595 gram perak murni. Zakatnya, 2,5% dari emas atau perak tersimpan. Uang dan barang dagangan (manakah yang tercapai terlebih dahulu antara nishab emas atau perak, yaitu 85 gram emas 24 karat atau 595 gram perak murni).

Nishab perak lebih rendah dalam hal ini sekitar 7 juta rupiah. Zakatnya, 2,5% dari saldo simpanan terakhir atau 2,5% dari total harga stok nilai barang dagangan sesuai harga pasar pada hari bayar zakat.

Selain zakat maal (harta), ada juga zakat fitrah (zakat yang terkait dengan badan) yang dikeluarkan menjelang Idulfitri. Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma berkata,

ﻓَﺮَﺽَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ
– ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ – ﺯَﻛَﺎﺓَ ﺍﻟْﻔِﻄْﺮِ ﺻَﺎﻋًﺎ ﻣِﻦْ ﺗَﻤْﺮٍ ، ﺃَﻭْ ﺻَﺎﻋًﺎ ﻣِﻦْ ﺷَﻌِﻴﺮٍ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﻌَﺒْﺪِ ﻭَﺍﻟْﺤُﺮِّ ، ﻭَﺍﻟﺬَّﻛَﺮِ ﻭَﺍﻷُﻧْﺜَﻰ ، ﻭَﺍﻟﺼَّﻐِﻴﺮِ ﻭَﺍﻟْﻜَﺒِﻴﺮِ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻤِﻴﻦَ ﻭَﺃَﻣَﺮَ ﺑِﻬَﺎ ﺃَﻥْ ﺗُﺆَﺩَّﻯ ﻗَﺒْﻞَ ﺧُﺮُﻭﺝِ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﺼَّﻼَﺓِ

Baca Juga :  Kemenag Berencana Buka Toko Haji di 13 Embarkasi

”Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mewajibkan zakat fitrah dengan satu sho’ kurma atau satu sho’ gandum bagi setiap muslim yang merdeka maupun budak, laki-laki maupun perempuan, anak kecil maupun dewasa. Zakat tersebut diperintahkan untuk dikeluarkan sebelum orang-orang keluar untuk melaksanakan salat Id.” (HR. Bukhari, no. 1503 dan Muslim, no. 984).

Satu sha’ di sini adalah kewajiban zakat fitrah yang dikeluarkan oleh orang yang masih hidup ketika bertemu dengan tenggelamnya matahari pada malam Idulfitri. Satu sha’ adalah 2,5 kg seperti umumnya kita mengeluarkannya. Zakat di atas disalurkan pada delapan golongan seperti yang disebutkan dalam ayat,

ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﺍﻟﺼَّﺪَﻗَﺎﺕُ ﻟِﻠْﻔُﻘَﺮَﺍﺀِ ﻭَﺍﻟْﻤَﺴَﺎﻛِﻴﻦِ ﻭَﺍﻟْﻌَﺎﻣِﻠِﻴﻦَ ﻋَﻠَﻴْﻬَﺎ ﻭَﺍﻟْﻤُﺆَﻟَّﻔَﺔِ ﻗُﻠُﻮﺑُﻬُﻢْ ﻭَﻓِﻲ ﺍﻟﺮِّﻗَﺎﺏِ ﻭَﺍﻟْﻐَﺎﺭِﻣِﻴﻦَ ﻭَﻓِﻲ ﺳَﺒِﻴﻞِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﺍﺑْﻦِ ﺍﻟﺴَّﺒِﻴﻞِ ﻓَﺮِﻳﻀَﺔً ﻣِﻦَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠِﻴﻢٌ ﺣَﻜِﻴﻢٌ

“Sesungguhnya zakat-zakat itu hanya untuk: (1) orang-orang fakir, (2) orang-orang miskin, (3) amil zakat, (4) para muallaf yang dibujuk hatinya, (5) untuk (memerdekakan) budak, (6) orang-orang yang terlilit utang, (7) untuk jalan Allah, dan (8) untuk mereka yang sedang terputus perjalanan jauh (untuk melanjutkan perjalanan), sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah. Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana.” (QS. At-Taubah: 60)

Keempat: Harta yang tersisa, setelah itu dimanfaatkan untuk sedekah sunnah (termasuk untuk amal jariyah), investasi, hingga tabungan untuk masa depan. Imam Ibnu Baththal rahimahullah menjelaskan,

“Barang siapa menyalurkan harta untuk tiga jalan (nafkah, zakat wajib, dan sedekah sunnah), maka ia berarti tidak menyia-nyiakan harta dan telah menyalurkannya tepat sasaran, juga boleh orang seperti ini didengki (bersaing dengannya dalam hal kebaikan).” (Lihat Syarh Bukhari, Ibnu Baththal, 5:454, Asy-Syamilah).

Hadirin yang dirahmati Allah. Demikian khutbah singkat pada siang hari yang penuh keberkahan ini. Semoga Allah memberkahi semua harta kita.
ﺃَﻗُﻮْﻝُ ﻗَﻮْﻟِﻲْ ﻫٰﺬَﺍ ﻭَﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُ ﺍﻟﻠﻪَ ﻟِﻲْ
ﻭَﻟَﻜُﻢْ، ﻓَﺎﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻭْﻩُ، ﺇِﻧَّﻪُ ﻫُﻮَ ﺍﻟْﻐَﻔُﻮْﺭُ ﺍﻟﺮَّﺣِﻴْﻢُ .

@fen/sumber: rumaysho.com

Fendy Sy Citrawarga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Tutup Operasional Haji, Menag Sampaikan Terima Kasih kepada Presiden, DPR, hingga Jemaah dan Petugas

Jum Agu 19 , 2022
Silahkan bagikanVISI.NEWS | JAKARTA – Menag Yaqut Cholil Qoumas menutup operasional penyelenggaraan ibadah haji 1443 H/2022 M. Pernyataan penutup disampaikan Menag melalui konferensi pers yang berlangsung di Asrama Haji Pondokgede, Jakarta. “Dengan mengucap syukur alhamdulillah, operasional haji 1443 H saya nyatakan selesai,” tegas Menag di Jakarta, Kamis (18/8/2022), dilansir dari […]