Jelang Satu Abad NU, Menjaga Lebih Sulit daripada Mengadakan

Silahkan bagikan

Oleh Muhamad Huzni Fadlilah

DALAM menjalani setiap kehidupan tentu kita akan berharap menginginkan sesuatu, apakah itu yang bersifat primer atau hanya sekedar keinginan semata. Apapun itu ketika mengadakannya akan terasa mudah karena mengadakan itu sifatnya hanya sekali tetapi ketika barang itu ada tentu akan berbeda sekali karena yang namanya barang itu perlu dirawat, dijaga, dibersihkan dan dilestarikan.

Misal kita memiliki kendaraan bermotor mengadakannya mungkin mudah atau tidak sesulit merawatnya, karena ketika memiliki kendaraan bermotor tentu kita harus merawatnya, membersihkannya ketika kotor, menyervisnya secara berkala, memperpanjang surat-surat ketika waktunya habis. Itu semua dilakukan secara berkala terus menerus. Ketika kegiatan itu dilakukan secara berkala tentu ini membutuhkan ekstra fikiran, tenaga, emosi, keinginan kuat untuk melakukannya.

Dengan melakukan itu semua memberikan gambaran bahwa kita ini telah menjadi hamba yang bersyukur atas nikmat yang telah diberikan Allah terhadap kita.

Begitu pula dalam membentuk sebuah organisasi. Membentuknya mungkin mudah tetapi untuk menjalankan roda organisasi membutuhkan orang-orang yang siap bekerja, berfikir demi kemajuan dan siap meluangkan banyak waktu serta meniatkan hati untuk berkhidmat semata bukan yang lain. Walaupun tidak sedikit ada sebagian orang yang hanya numpang keren di dalam struktur organisasi saja dengan berbagai situasi dan kondisi. Tetapi itu hanya sebagai karakter seseorang saja.
Makanya dalam 1 Abad NU ini PBNU mengeluarkan theme song “Merawat Jagad Membangun Peradaban” karya KH. Ahmad Musthofa Bisri. Sebuah sejarah besar dan panjang bagi Nahdlatul Ulama.

Bukan umur yang sebentar, bukan perjuangan yang ringan, banyak tantangan dan rintangan yang telah di korbankan. Maka dari itu kita sebagai warga nahdliyyin sudah sepatutnya dan tersadarkan untuk terus menjaga dan mengkhidmatkan diri kita terhadap Nahdlatul Ulama dengan kualitas, spesifikasi dan keberadaan kita.J angan sampai NU yang sudah menjalani hitam putihnya dunia, manis pahitnya perasaan dan naik turunnya kehidupan ternodai oleh segelintir orang-orang yang akan haus hawa nafsu belaka.

Baca Juga :  Semula Dianggap Tidak Mungkin, Rudy Tinjau Langsung Pembangunan Jalan Penghubung 3 Kecamatan

Dimana pun kita berada dalam struktural NU, bekerjalah dan berkhidmatlah dengan penuh kesungguhan dan loyalitas yang maksimal. Mari kita sambut satu Abad NU dengan penuh suka cita sebagai bentuk rasa syukur kita terhadap Sang Khaliq dan khidmat kita terhadap para ulama terdahulu.***

  • Penulis, Wakil Sekretaris RMI Kabupaten Bandung

M Purnama Alam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Hadiri Festival Tradisi Islam Nusantara, Presiden: Gunakan Seni Budaya Sebagai Bagian Dari Dakwah

Sel Jan 10 , 2023
Silahkan bagikanVISI.NEWS | BANYUWANGI, JATIM – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menghadiri Festival Tradisi Islam Nusantara (FTIN), di Stadion Diponegoro, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur (Jatim), Senin (09/01/2023) malam. Festival ini merupakan rangkaian dari Peringatan Satu Abad Nahdlatul Ulama (NU). Dalam sambutannya, Presiden Jokowi mengajak seluruh umat Islam khususnya warga NU […]