Tahlilan atau Ngobrol-ngobrol di Rumah Duka? Ini Tanggapan Warganet

Editor Ilustrasi. /unsplash/wylly suhendra
Silahkan bagikan

VISI.NEWS | BANDUNG – Tradisi tahlilan adalah salah satu tradisi amaliah sebagian masyarakat muslim Indonesia yang melibatkan membaca bacaan Al-Qur’an, zikir, dan doa kepada orang yang meninggal dunia. Namun, tradisi ini juga menimbulkan kontroversi dan perdebatan di antara para ulama dan masyarakat. Ada yang menganggap tahlilan sebagai bentuk perbuatan bid’ah yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, ada juga yang menganggap tahlilan sebagai cara untuk menunjukkan rasa sayang dan solidaritas kepada keluarga yang ditinggalkan.

Warganet atau netizen pun ikut memberikan tanggapan mereka terhadap pertanyaan: Saat ada yang meninggal mana yang lebih suka tahlilan atau ngobrol-ngobril di rumah duka? Berikut adalah beberapa kutipan langsung dari mereka:

“@rizky: Saya pribadi lebih suka tahlilan karena saya merasa itu adalah kewajiban saya sebagai muslim untuk mendoakan orang yang meninggal. Saya juga berharap agar orang yang meninggal mendapatkan ampunan dan rahmat dari Allah Swt.”

“@dinda: Saya tidak setuju dengan tahlilan karena saya merasa itu adalah tradisi yang tidak ada dasarnya dalam Islam. Saya lebih suka ngobrol-ngobrol dengan keluarga yang ditinggalkan untuk memberikan dukungan dan semangat. Saya juga berdoa secara pribadi untuk orang yang meninggal.”

“@fahmi: Saya menghormati kedua pendapat tersebut. Saya pikir yang terpenting adalah niat dan sikap kita saat menghadiri acara duka cita. Apapun yang kita lakukan, baik tahlilan atau ngobrol-ngobrol, harus dilakukan dengan ikhlas dan sopan. Saya juga berpesan agar kita semua dapat saling menghargai dan toleran dalam perbedaan”.

Sikap Tasamuh dalam Islam

Islam kata Ustadz Abdul Basyir agama yang mengajarkan umatnya untuk menghargai dan menyikapi perbedaan dengan bijak. Konsep tasamuh atau toleransi ini merupakan salah satu ajaran Islam yang sangat penting untuk dipelajari dan diamalkan oleh setiap muslim. “Tasamuh berarti sikap saling menghormati, menghargai, dan hidup berdampingan dengan damai tanpa membeda-bedakan agama, ras, dan suku. Tasamuh juga berarti menghargai pilihan dan keyakinan agama orang lain tanpa merendahkan atau memaksakan pandangan kita pada mereka,” ujarnya.

Baca Juga :  Postingan Bupati Bandung Dadang Supriatna Viral di Akun Media Sosial, Ingin Tahu Tentang Apa?

Sikap tasamuh ini, katanya, didasarkan pada ayat-ayat Al-Quran dan Sunnah yang menunjukkan bahwa Allah SWT menciptakan manusia berbeda-beda agar manusia bisa saling kenal-mengenal dan belajar dari satu sama lain. Sikap tasamuh ini juga sesuai dengan ajaran Nabi SAW yang mengajarkan untuk menghormati perbedaan suku, ras, budaya, dan agama.

“Dengan menerapkan sikap tasamuh dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat menjaga harmoni dan kedamaian di dunia serta mendekatkan diri kepada Allah SWT,” pungkasnya.

@mpa

M Purnama Alam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Dewan Pers Bentuk Gugus Tugas dan Tim Seleksi Komite untuk Jurnalisme Berkualitas

Sel Mar 5 , 2024
Silahkan bagikanVISI.NEWS | JAKARTA – Dewan Pers mengadakan konferensi pers pada hari Selasa (5/3/2024) di Gedung Dewan Pers Lantai 7 Jalan Kebon Sirih No. 32-34, Jakarta Pusat, untuk mengumumkan pembentukan Gugus Tugas dan Tim Seleksi Komite dalam rangka menindaklanjuti mandat Peraturan Presiden No. 32 Tahun 2024 tentang Tanggung Jawab Perusahaan […]