Terorisme Itu Nyata

Silahkan bagikan

Oleh Idat Mustari

SEBELAS Tahun yang lalu tepatnya di Tahun 2011, Masjid Mapolresta Cirebon diguncang oleh bom bunuh diri yang dilakukan oleh M Syarif, sekitar 25 orang yang menjadi korban akibat ledakan tersebut masih menjalani perawatan di rumah sakit, satu di antaranya Kapolresta Cirebon AKBP Herukoco.

Tanggal 7 bulan Desember Tahun 2022,  bom bunuh diri pun kembali terjadi di Polsek Astana Anyar pukul 08.20 WIB, saat sedang melaksanakan apel pagi, satu polisi meninggal, sedangkan beberapa orang lainnya mengalami luka-luka. Pelakunya sudah teridentifikasi bernama Agus Sujatno alias Agus Muslim, seorang mantan narapidana kasus bom Cicendo, Jawa Barat, dan telah dihukum penjara selama empat tahun di Nusakambangan.

Meskipun kita menghujat—memvonis dengan narasi bahwa pelaku bom bunuh diri dijamin masuk neraka karena mereka telah berbuat zalim pada dirinya sendiri dan orang lain, tidak bagi mereka. Mereka meyakini bahwa bom bunuh diri adalah satu-satunya cara mati syahid yang kemudian nanti akan mendapat pengantin bidadari surga, maka disebut bom pengantin.

Keyakinan itu hanya bisa menimpa orang-orang yang merasa frustasi. Frustasi karena ekonomi. Frustasi merasa tak diterima dirinya di lingkungan sosialnya, Frustasi melihat ketidakadilan. Orang yang frustasi sangat mudah marah, dan dendam. Mereka sangat mudah didokrin. Dokrin cara cepat masuk surga.

Orang kalau sudah frustasi akan kehilangan akal warasnya. Makanya alat beragama itu adalah akal yang sehat. Beragama tanpa akal, agama tak akan jadi penyelamat dirinya, dan orang lain. Terorisme adalah paham untuk mereka yang telah kehilangan akal sehatnya. Terorisme bukan saja sebuah kejahatan luar biasa (extra ordinary crime) tetapi juga sebuah peristiwa sosial.

Bom bunuh diri Astana Anyar bukti bahwa ini bukan framing yang dibuat oleh aparat, tetapi teroris itu benar nyata dan bisa terulang kembali satu saat, selama ada orang yang frustasi sekaligus memiliki keyakinan bahwa bom bunuh diri cara cepat masuk surga. Tugas pemerintah, keluarga, masyarakat adalah bagaimana caranya agar tidak membuat orang frustasi. Terutama frustasi melihat ketidakadilan.

  • Penulis, Pemerhati sosial, keagamaan
    Dan advokat.
Baca Juga :  Wabup Subandi Berangkatkan 5 Ribu Lebih Bantuan Barang untuk Palestina

M Purnama Alam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

REFLEKSI | Islam yang Suci

Kam Des 8 , 2022
Silahkan bagikanOleh Bambang Melga Suprayogi, M.Sn. PERISTIWA Bom di Polsek Astanaanyar yang menewaskan satu aparat negara, dan 10 korban terluka, sangat menyayat hati umat muslim Indonesia. Kembali radikalisme, dengan melakukan bom bunuh diri, dilakukan oleh seorang muslim yang tercuci otaknya, hingga ia nekad meledakkan dirinya, dengan bertujuan mencelakakan manusia lainnya, […]